ICDX - Indonesian Commodity and Derivatives Exchange

11/29/2024 | Press release | Distributed by Public on 11/28/2024 23:01

Gencatan Senjata Lebanon Dilanggar, Minyak Kembali Membara

Gencatan Senjata Lebanon Dilanggar, Minyak Kembali Membara
Friday, 29 November 2024

Indikator Harga

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.05530

0.14%

GBPUSD

1.26830

0.19%

AUDUSD

0.64980

0.12%

NZDUSD

0.58880

0.24%

USDJPY

151.540

-0.92%

USDCHF

0.88270

-0.22%

USDCAD

1.40150

-0.16%

GOLDUD

2,641.120

0.57%

COFU

68.77

0.22%

USD/IDR

15,845

0.00%

Fokus Crude Oil:

  • Israel dan Hizbullah saling menuduh bahwa telah terjadi pelanggaran gencatan senjata pada hari Kamis.
  • OPEC+ tunda pertemuan rutin membahas kebijakan minyak menjadi 5 Desember dari 1 Desember, kata sumber.

***********************************************************

Jumat, 29 November 2024 - Pada penutupan pekan pagi ini tren harga minyak terpantau mengalami koreksi menguat didukung oleh sejumlah sentimen positif antara lain aksi saling tuduh pelanggaran gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, penundaan pertemuan rutin OPEC+, serta eskalasi konflik di Ukraina.

Tepat sehari setelah dimulainya kesepakatan damai di Lebanon, Israel dan kelompok Hizbullah saling menuduh telah dilakukan pelanggaran gencatan senjata. Militer Israel mengatakan bahwa serangan udara yang dilancarkan hari Kamis karena target serangan merupakan fasilitas Hizbullah untuk menyimpan roket jarak menengah di Lebanon selatan, dan serangan terhadap kendaraan di beberapa daerah di zona selatan karena dituduh sebagai tersangka. Anggota parlemen Hizbullah Hassan Fadlallah menuduh bahwa Israel telah melanggar kesepakatan dengan dilakukannya serangan tersebut. Kesepakatan damai yang mulai berlaku sejak Rabu pagi itu awalnya disepakati untuk dilakukan selama 60 hari dan diharapkan akan berlanjut dengan penghentian secara permanen.

Turut mendukung harga, OPEC dan sekutunya memutuskan untuk menunda pertemuan kebijakan minyak yang awalnya dijadwalkan pada 1 Desember menjadi 5 Desember, dan kelompok itu juga sedang membahas potensi penundaan kenaikan produksi minyaknya yang akan dimulai pada Januari untuk kuartal pertama 2025, serta opsi lainnya, kata sumber dari aliansi pada hari Kamis. Saat ini anggota OPEC+ menahan produksi sebesar 5,86 juta bph, atau sekitar 5,7% dari permintaan global.

Sentimen positif lainnya datang dari serangan terbaru Rusia pada hari Kamis yang menargetkan fasilitas energi Ukraina, menandai serangan besar kedua pada bulan ini, dan memutus pasokan listrik besar-besaran di Ukraina. Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa serangan Rusia itu merupakan tanggapan atas serangan Ukraina di wilayah Rusia dengan rudal ATACMS jarak menengah AS.

Sementara itu, Iran mengatakan pada pengawas nuklir PBB bahwa mereka berencana untuk memasang lebih dari 6.000 sentrifus pengayaan uranium tambahan di pabrik pengayaannya dan mengaktifkan lebih banyak lagi sentrifus yang sudah ada, ungkap Laporan Badan Tenaga Atom Internasional pada hari Kamis. Berita tersebut berpotensi memicu penerapan sanksi yang lebih berat dari negara Barat terhadap sektor minyak Iran, yang dapat memperketat pasokan dari Iran ke pasar minyak global.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $71 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $67 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

All Day

USA - Thanksgiving Day

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter